Thursday, June 28, 2012

Yang Kalah yang Berbenah


AFPPelatih Belanda, Bert van Marwijk, memberi anak didiknya instruksi, pada sesi latihan, di Metalist Stadium, Selasa (12/6/2012).

- Yang kalah segera berbenah. Yang tersisih mestinya akan segera pulih. Itulah yang dilakukan tim besar yang berjiwa besar. Piala Eropa 2012 belum berakhir, tetapi beberapa tim sudah merancang masa depan. Pelatih mawas diri, para pemain becermin, dan federasi pun memfasilitasi.

Perhelatan Piala Eropa 2012 bahkan belum usai saat Pelatih Belanda Bert van Marwijk menyatakan mundur sebagai pelatih tim nasional. Tiga kekalahan pada babak penyisihan Grup B terlalu tebal mencoreng mukanya.

Federasi Sepak Bola Belanda, KNVB, mengumumkan, Rabu (27/6), Van Marwijk telah mengundurkan diri. Dalam situs KNVB tertulis, ”Atas keinginan Bert van Marwijk sendiri. KNVB dan Bert van Marwijk mengakhiri kontrak dalam waktu dekat.”

Tenggang masa kontrak KNVB dengan Van Marwijk sebetulnya dari tahun 2008 hingga 2016.

Namun, Van Marwijk berinisiatif mundur setelah Belanda tersingkir pada penyisihan grup tanpa satu poin pun diperoleh. Perih dan menyakitkan tentunya mengingat penampilan Belanda pada babak kualifikasi cukup cemerlang. Dari 10 laga, Belanda hanya satu kali kalah saat menghadapi Swedia dalam laga tandang. Ironisnya, Portugal yang terseok-seok pada kualifikasi justru melaju hingga semifinal.

Van Marwijk merasa bertanggung jawab atas kekalahan menyakitkan itu. ”Saya sangat bimbang, tetapi tetap memutuskan mengambil langkah ini,” kata Van Marwijk dalam pernyataannya. Apa boleh buat, keputusan itu ia buat saat media massa di Belanda terus membahas selama lebih dari sepekan agar federasi segera mengambil langkah cepat sebelum kualifikasi Piala Dunia 2014.

Menyusul pengunduran diri Van Marwijk, pelatih klub Feyenoord dan eks pemain timnas Belanda, Ronald Koeman, menyatakan akan menolak seandainya ditawari untuk melatih.

Atas semua petaka yang menimpa tim ”Oranje”, federasi tetap berterima kasih kepada Van Marwijk. ”Ia telah melakukan hal istimewa, meloloskan Belanda ke Piala Dunia 2010 dan menempatkan Belanda di peringkat pertama FIFA,” kata Direktur KNVB Bert van Oostveen.

Perancis berbenah

Bagaimana dengan ”Les Bleus” Perancis yang kini masih membiru? Lupakan saja Samir Nasri, yang belum meminta maaf kepada wartawan AFP yang ia semprot dengan kata-kata kotor. Lewat akun Twitter-nya, Nasri menulis, ”Suporter dan khususnya anak-anak harus tahu kalau saya menyesal, bahwa bahasa saya mengguncangkan mereka. Saya mencintai tim Perancis, sepak bola, dan saya menghargai para penonton.” Penyesalan itu tidak ia tujukan kepada wartawan yang ia hina.

Yang pasti, Federasi Sepak Bola Perancis pekan ini akan berdiskusi dengan Pelatih Laurent Blanc untuk membicarakan masa depan tim Perancis. ”Jumat atau akhir pekan ini,” kata Ketua FFF Noel Le Graet, Rabu (27/6). Dalam obrolan itu juga akan dibahas kasus Nasri.

Masa depan tim akan menjadi bahan utama diskusi. Bahasan lain adalah protes politisi soal bonus untuk tim sekitar 100.000 euro, yang riuh ditulis media massa. Saat rakyat didera krisis yang melanda Eropa, tidak adil memberi bonus sebesar itu. Politikus dari Partai Sosialis, Philippe Martin, menyarankan agar Menteri Olahraga Perancis membatalkan bonus pemain itu.

Tim tuan rumah Polandia, yang masih setia menggelar laga demi laga meski timnya tersisih dini, juga mulai berbenah. Polandia akan mengumumkan nama-nama kandidat pelatih baru untuk menggantikan Franciszek Smuda dalam waktu dua pekan ini. Ketua terpilih akan diberitahukan setelah itu.

”Nama-nama kandidat akan diumumkan 10 Juli. Waktu terus berjalan dan kami harus segera memutuskan pelatih baru untuk mempersiapkan laga kualifikasi Piala Dunia 2014,” kata juru bicara Asosiasi Sepak Bola Polandia (PZPN), Agnieszka Olejkowska. Sejumlah nama kandidat disebut-sebut media massa, antara lain Waldemar Fornalik, Maciej Skorza, dan Michal Probierz.

Polandia berada di Grup H babak kualifikasi Piala Dunia 2014 bersama Inggris, Montenegro, Moldova, San Marino, dan Ukraina. Kick off pertama Polandia akan digelar 7 September 2012 di Montenegro.

Begitulah. Mereka sadar, luka jangan sampai dibiarkan menganga. Saatnya menyambut Piala Dunia. (AFP/AP/REUTERS/IVV)

No comments:

Post a Comment